Lompat ke isi

Amiloidosis

Dari Wiki Berbudi

Amiloidosis adalah suatu kelompok penyakit yang ditandai dengan penumpukan protein abnormal yang disebut amiloid di dalam organ atau jaringan tubuh. Amiloid merupakan protein yang salah lipat (misfolded) dan membentuk serat-serat yang tidak larut, sehingga mengganggu fungsi normal organ. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk jantung, ginjal, hati, limpa, sistem saraf, dan saluran pencernaan. Amiloidosis dapat bersifat sistemik atau terbatas pada satu organ, serta bisa bersifat primer maupun sekunder tergantung pada penyebabnya.

Jenis-jenis Amiloidosis

Amiloidosis diklasifikasikan berdasarkan jenis protein amiloid yang menumpuk dan kondisi medis yang mendasarinya. Beberapa jenis utama meliputi:

  1. Amiloidosis AL (primer), disebabkan oleh kelainan pada sel plasma di sumsum tulang yang menghasilkan rantai ringan imunoglobulin abnormal.
  2. Amiloidosis AA (sekunder), terjadi akibat peradangan kronis atau infeksi jangka panjang yang meningkatkan kadar serum amyloid A.
  3. Amiloidosis herediter (ATTR), disebabkan oleh mutasi gen transtiretin yang diturunkan secara genetika.
  4. Amiloidosis dialisis terkait β2-mikroglobulin, sering terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisis jangka panjang.
  5. Amiloidosis lokal, di mana protein amiloid hanya menumpuk di satu lokasi tertentu, misalnya pada otak penderita penyakit Alzheimer.

Gejala

Gejala amiloidosis sangat bervariasi tergantung organ yang terkena. Pada banyak kasus, tanda-tandanya berkembang perlahan dan tidak spesifik. Gejala umum dapat mencakup:

  1. Kelelahan ekstrem dan kelemahan.
  2. Pembengkakan (edema) pada tungkai atau pergelangan kaki.
  3. Sesak napas akibat gangguan fungsi jantung.
  4. Penurunan berat badan tanpa sebab jelas.
  5. Kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki (neuropati perifer).

Penyebab

Penyebab amiloidosis berkaitan dengan produksi protein abnormal yang salah lipat. Pada amiloidosis AL, penyebabnya adalah proliferasi abnormal sel plasma yang menghasilkan rantai ringan imunoglobulin. Pada amiloidosis AA, penyebabnya sering adalah penyakit radang kronis seperti artritis reumatoid, tuberkulosis, atau penyakit radang usus. Amiloidosis herediter disebabkan oleh mutasi gen tertentu yang diwariskan. Sementara itu, faktor risiko lain termasuk usia lanjut, riwayat keluarga, dan kondisi medis tertentu.

Mekanisme Patogenesis

Proses terbentuknya amiloid dimulai ketika protein normal berubah menjadi bentuk yang salah lipat. Protein yang salah lipat ini kemudian bergabung membentuk fibril amiloid yang sulit diuraikan oleh tubuh. Fibril tersebut menumpuk di luar sel, menekan jaringan, dan mengganggu fungsi organ. Akumulasi amiloid dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan yang terkena.

Diagnosis

Diagnosis amiloidosis memerlukan kombinasi pemeriksaan klinis, laboratorium, dan pencitraan. Langkah penting meliputi:

  1. Biopsi jaringan yang dicurigai, seperti ginjal, hati, atau lemak subkutan, untuk melihat penumpukan amiloid.
  2. Pewarnaan khusus seperti Congo red yang menunjukkan birefringence hijau di bawah mikroskop polarisasi.
  3. Pemeriksaan darah dan urin untuk mendeteksi protein abnormal.
  4. Elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiografi untuk menilai keterlibatan jantung.
  5. Pemeriksaan genetik untuk kasus dugaan amiloidosis herediter.

Pengobatan

Pengobatan amiloidosis ditujukan untuk mengurangi produksi protein abnormal dan menangani kerusakan organ. Strategi terapi meliputi:

  1. Kemoterapi dan obat imunomodulator pada amiloidosis AL untuk mengendalikan sel plasma abnormal.
  2. Mengobati penyakit yang mendasari pada amiloidosis AA, misalnya dengan terapi antiinflamasi.
  3. Transplantasi hati pada beberapa kasus amiloidosis herediter ATTR.
  4. Terapi suportif untuk menangani gejala, seperti diuretik untuk mengurangi edema.
  5. Obat baru seperti patisiran dan inotersen untuk menghambat produksi transtiretin.

Prognosis

Prognosis amiloidosis bervariasi tergantung jenis, tingkat keparahan, dan organ yang terkena. Amiloidosis AL yang tidak diobati dapat berkembang cepat dan mengancam nyawa dalam beberapa bulan hingga tahun. Amiloidosis herediter dapat berkembang lebih lambat, namun tetap berakibat fatal jika tidak ditangani. Penanganan dini sangat penting untuk memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang harapan hidup.

Epidemiologi

Amiloidosis adalah penyakit langka, dengan insidensi global yang bervariasi. Amiloidosis AL lebih sering terjadi pada usia lanjut, biasanya antara 50 hingga 80 tahun. Amiloidosis AA lebih sering dijumpai di daerah dengan prevalensi tinggi penyakit infeksi kronis. Amiloidosis herediter memiliki distribusi geografis tertentu tergantung mutasi gen yang dominan di populasi tersebut.

Komplikasi

Jika tidak ditangani, amiloidosis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti:

  1. Gagal jantung.
  2. Gagal ginjal.
  3. Gangguan irama jantung (aritmia).
  4. Malabsorpsi dan gangguan pencernaan.
  5. Kematian mendadak akibat disfungsi organ vital.

Pencegahan

Tidak semua jenis amiloidosis dapat dicegah, terutama bentuk herediter. Namun, untuk amiloidosis sekunder, pencegahan dapat dilakukan dengan mengendalikan penyakit yang mendasarinya. Pengobatan dini terhadap kondisi peradangan atau infeksi kronis dapat mengurangi risiko terbentuknya amiloid. Edukasi kepada pasien dengan risiko tinggi juga penting untuk deteksi dini.

Penelitian Terkini

Penelitian mengenai amiloidosis terus berkembang, terutama dalam bidang terapi yang menargetkan mekanisme pembentukan amiloid. Uji klinis sedang dilakukan untuk mengembangkan obat yang mampu menstabilkan protein transtiretin, menghambat agregasi protein, atau memecah fibril amiloid yang sudah terbentuk. Terapi gen juga menjadi salah satu bidang yang menjanjikan untuk menangani bentuk herediter penyakit ini.

Lihat Pula

  1. Penyakit Alzheimer
  2. Artritis reumatoid
  3. Gagal ginjal
  4. Transplantasi organ
  5. Hemodialisis