Lompat ke isi

Underfitting

Dari Wiki Berbudi

Underfitting adalah kondisi dalam pembelajaran mesin di mana sebuah model memiliki kinerja yang buruk karena terlalu sederhana untuk menangkap pola atau struktur yang mendasari pada data. Underfitting biasanya terjadi ketika model tidak mampu mempelajari hubungan yang cukup kompleks dari data pelatihan, sehingga baik pada data pelatihan maupun data pengujian, hasil prediksi menjadi tidak akurat. Fenomena ini sering kali berlawanan dengan overfitting, di mana model menjadi terlalu rumit dan menyesuaikan diri secara berlebihan terhadap data pelatihan.

Penyebab Underfitting

Salah satu penyebab utama underfitting adalah kompleksitas model yang terlalu rendah dibandingkan dengan kompleksitas data. Misalnya, menggunakan regresi linear untuk memodelkan hubungan yang sebenarnya non-linear dapat menyebabkan model gagal menangkap pola yang ada. Selain itu, jumlah fitur yang digunakan juga dapat memengaruhi tingkat underfitting — terlalu sedikit fitur mungkin tidak cukup untuk menjelaskan data.

Faktor lain yang berkontribusi adalah kurangnya waktu pelatihan model. Jika proses pelatihan dihentikan terlalu dini, model belum sempat mempelajari pola yang relevan dari data. Hal ini sering terjadi pada algoritma seperti jaringan saraf tiruan yang memerlukan banyak iterasi untuk mencapai kinerja optimal.

Gejala dan Indikator

Underfitting biasanya dapat diidentifikasi melalui metrik evaluasi seperti akurasi, mean squared error, atau log loss yang rendah pada data pelatihan maupun data pengujian. Jika model gagal mencapai kinerja yang baik bahkan pada data pelatihan, ini merupakan tanda kuat terjadinya underfitting.

Gejala lain meliputi pola prediksi yang terlihat terlalu sederhana atau rata-rata, misalnya dalam masalah regresi, prediksi model mungkin hanya mendekati nilai rata-rata dari data tanpa memperhatikan variasi.

Contoh Kasus

Salah satu contoh underfitting adalah ketika menggunakan model decision tree dengan kedalaman maksimum yang sangat rendah untuk memprediksi data yang memiliki banyak interaksi antar fitur. Karena batasan kedalaman, model tidak mampu membagi data secara efektif untuk menangkap pola yang ada.

Contoh lain adalah pada klasifikasi gambar. Jika menggunakan model dengan arsitektur yang terlalu sederhana, seperti perceptron tunggal, model tidak akan mampu mengidentifikasi ciri visual yang kompleks, sehingga tingkat kesalahan menjadi tinggi.

Perbedaan dengan Overfitting

Underfitting dan overfitting adalah dua masalah yang sering dihadapi dalam pembelajaran mesin, namun sifatnya berlawanan. Overfitting terjadi ketika model terlalu menyesuaikan diri dengan data pelatihan, sedangkan underfitting terjadi ketika model gagal menyesuaikan diri dengan data pelatihan itu sendiri.

Perbedaan ini dapat dilihat dari kinerja model: pada overfitting, akurasi pada data pelatihan sangat tinggi namun rendah pada data pengujian; pada underfitting, akurasi rendah pada kedua dataset.

Cara Mengatasi Underfitting

Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi underfitting pada model pembelajaran mesin:

  1. Menggunakan model yang lebih kompleks, misalnya mengganti regresi linear dengan regresi polinomial untuk data non-linear.
  2. Menambah jumlah fitur atau melakukan rekayasa fitur untuk memperkaya representasi data.
  3. Memperpanjang waktu pelatihan atau menambah jumlah epoch pada model berbasis jaringan saraf.
  4. Mengurangi tingkat regularisasi yang terlalu tinggi.

Pendekatan-pendekatan ini perlu dipilih sesuai dengan jenis data dan karakteristik masalah yang sedang dihadapi.

Peran Regularisasi

Regularisasi adalah teknik yang digunakan untuk mencegah overfitting, namun jika diterapkan secara berlebihan, dapat menyebabkan underfitting. Parameter seperti L1 dan L2 harus diatur dengan hati-hati agar model tetap mampu mempelajari pola data tanpa kehilangan kemampuan generalisasi.

Memahami pengaruh regularisasi terhadap kinerja model sangat penting agar tidak berakhir dengan model yang terlalu sederhana.

Evaluasi Model

Proses evaluasi model dapat membantu mendeteksi gejala underfitting sejak dini. Dengan menggunakan teknik seperti validasi silang, kita dapat membandingkan kinerja model pada beberapa subset data untuk melihat konsistensi hasil.

Jika hasil evaluasi menunjukkan performa rendah secara konsisten, ini menjadi indikasi bahwa model perlu disesuaikan.

Trade-off Bias dan Variance

Underfitting berkaitan erat dengan bias yang tinggi. Dalam bias–variance tradeoff, underfitting terjadi ketika bias model sangat besar sehingga gagal menangkap pola data. Sebaliknya, overfitting terkait dengan varian yang tinggi.

Menemukan keseimbangan antara bias dan varians adalah kunci untuk membangun model yang optimal.

Studi Kasus di Dunia Nyata

Dalam analisis pasar saham, underfitting dapat terjadi jika model hanya mempertimbangkan tren jangka panjang tanpa memperhitungkan fluktuasi harian. Akibatnya, prediksi menjadi terlalu kasar dan tidak berguna untuk pengambilan keputusan jangka pendek.

Dalam pengolahan bahasa alami, underfitting dapat muncul jika model menggunakan representasi kata sederhana tanpa mempertimbangkan konteks, sehingga gagal memahami makna kalimat secara utuh.

Hubungan dengan Pemrosesan Data

Tahap pra-pemrosesan data juga memengaruhi risiko underfitting. Data yang terlalu disederhanakan, misalnya melalui normalisasi atau penghapusan fitur yang berlebihan, dapat menghilangkan informasi penting yang dibutuhkan model.

Oleh karena itu, proses pemrosesan data harus mempertahankan keseimbangan antara penyederhanaan dan pelestarian informasi.

Kesimpulan

Underfitting adalah permasalahan umum dalam pembelajaran mesin yang dapat menghambat kinerja model secara signifikan. Dengan memahami penyebab, gejala, dan metode penanggulangannya, praktisi dapat merancang model yang lebih sesuai dengan kompleksitas data.

Penerapan teknik yang tepat, evaluasi yang cermat, dan penyesuaian parameter model menjadi langkah penting untuk menghindari terjadinya underfitting dalam berbagai aplikasi pembelajaran mesin.