Diagnosis Nekrosis
Diagnosis nekrosis sangat penting untuk menentukan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Nekrosis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik, pencitraan medis, dan uji laboratorium. Setiap metode diagnosis memiliki keunggulan tersendiri dalam mengidentifikasi keberadaan dan luasnya jaringan yang mati.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat mengidentifikasi tanda-tanda nekrosis pada permukaan kulit, seperti perubahan warna dan tekstur jaringan. Pada kasus yang lebih dalam, pemeriksaan fisik mungkin kurang efektif sehingga diperlukan metode tambahan.
Pencitraan Medis
Teknik pencitraan medis seperti CT scan, MRI, dan ultrasonografi sangat membantu dalam mendeteksi nekrosis pada organ dalam. Pencitraan dapat menunjukkan area yang tidak mendapatkan suplai darah dan mengalami kematian jaringan.
Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi dengan mengambil sampel jaringan (biopsi) dapat mengkonfirmasi diagnosis nekrosis. Pemeriksaan ini memungkinkan pengamatan langsung terhadap perubahan morfologis sel dan jaringan yang mengalami kematian.