Lompat ke isi

Perbedaan Headless Commerce dan Traditional Commerce

Dari Wiki Berbudi
Revisi sejak 27 Juli 2025 04.41 oleh Budi (bicara | kontrib) (Batch created by Azure OpenAI)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Headless commerce dan traditional commerce merupakan dua pendekatan arsitektur yang berbeda dalam pengembangan sistem e-commerce. Perbedaan utama terletak pada cara frontend dan backend saling berinteraksi serta fleksibilitas pengelolaan antarmuka pengguna.

Traditional Commerce

Pada traditional commerce, frontend dan backend terintegrasi secara erat dalam satu platform. Setiap perubahan pada antarmuka pengguna harus dilakukan dengan mempertimbangkan dampaknya pada sistem backend. Contoh platform tradisional adalah Magento dan Shopify versi klasik.

Headless Commerce

Dalam headless commerce, frontend dapat dikembangkan secara independen menggunakan teknologi modern seperti React atau Vue.js. Backend hanya berfungsi sebagai penyedia data melalui API. Pendekatan ini memungkinkan bisnis untuk lebih cepat berinovasi dan menyesuaikan tampilan sesuai kebutuhan pelanggan.

Mana yang Lebih Baik?

Pilihan antara headless commerce dan traditional commerce tergantung pada kebutuhan bisnis. Jika perusahaan membutuhkan fleksibilitas tinggi dan ingin mengoptimalkan user experience, headless commerce bisa menjadi solusi yang lebih tepat.